"Sekolah atau karir bisa dikejar, tapi tumbuh kembang anak tidak akan terulang"
Kata-kata almarhum ayah mertua di atas hingga sekarang jadi pemicu semangat aku untuk mengASIhi anak-anak. Aku selalu usahakan kasih yang terbaik untuk anak-anak, termasuk kasih ASI yang sangat penting untuk tumbuh kembang dan daya tahan tubuhnya.
Berhubung sekarang lagi World Breastfeeding Week, aku mau berbagi sedikit tentang pengalaman menyusui aku yang termasuk salah satu pengalaman paling berkesan.
Bahkan bisa dibilang, menjadi ibu dan menyusui adalah biggest turning point di hidup aku.
Mudah-mudahan bisa jadi inspirasi untuk semuanya untuk tetap memberikan ASI bernutrisi untuk ibu dan bayi yang istimewa, ya!
Pengalaman Menyusui Anak Pertama, Jungkir Balik!
Untung sih ASI langsung keluar dari baru lahiran, dan nggak ada masalah seret-seret.
Sayangnya, dulu sumber informasi masih terbatas, internet masih belum kayak sekarang. Informasi tentang menyusui juga cuma bisa didapat di sumber-sumber tertentu aja.
Belum dulu aku sering sakit, capek dikit migrain, maag sering banget kambuh, terus stres karena hormon masih berantakan banget habis lahiran tuh.
Jarak dari rumah ke kampus lumayan jauh juga, harus naik bis kota dan bisa sekitar 2 jam perjalanan kalau Bandung lagi macet. Rencananya aku mau pakai ASI perah untuk bayiku, tapi waktu itu manajemen ASIP-nya berantakan banget mana sehari-hari tuh capek di perjalanan dan bayi lebih prefer direct breastfeeding.
Sekali nyusu tuh juga lama bisa 1 sampai 2 jam jadi aku nggak ada waktu buat pumping. Breastpumpnya juga belum canggih-canggih kayak sekarang. Biasanya kalau pumping juga dapetnya nggak banyak-banyak jadi nggak bisa nyetok.
Sekarang anaknya udah setinggi ini aja :') |
Mau kasih susu formula, anaknya gak mau ngedot. Nggak tau gimana tuh pokoknya nggak mau ngedot. Kasih ASIP juga pakai pipet dan sendok, itu juga yang ngasuh kerepotan karena anaknya rakus telat dikit aja nangis.
Pokoknya itu masa-masa paling hebring deh kalau diinget-inget lagi.
Setelah diskusi dengan suami, orangtua, dan mertua, aku yakin kalau masa-masa pertumbuhan anak sekarang tuh nggak bisa diulang lagi di masa depan. Kalau kuliah kan masih bisa ambil di tahun berikutnya.
Akhirnya aku memutuskan untuk cuti kuliah sampai masa menyusui selesai. Toh kalau dipaksa pake ASIP dengan keadaan fisik yang nggak prima, mood yang kacau, pasti nggak akan beres. Jadi aku fokus dulu menyusui dan merawat bayi sampai udah selesai menyusui baru aku fokus kuliah lagi.
Alhamdulillah, semua lancar. Setelah cuti dan nggak mikirin kuliah dulu, cuma mikirin anak, ASI jadi lebih lancar. Tumbuh kembang si kakak pun bagus, grafik pertumbuhannya oke, cuma untuk motoriknya mungkin kurang stimulasi, namanya juga anak pertama apa-apa nggak boleh, hahaha.
Belajar dari Pengalaman, Apa yang Harus Dilakukan Supaya Lancar Menyusui?
Dari pengalaman menyusui pertama, aku jadi sadar, kunci lancar menyusui adalah happy. Dengan perasaan yang positif, nggak stress, nggak banyak tekanan, insya Allah menyusui jadi lancar.
Dan yang nggak kalah pentingnya adalah support system dari keluarga. Aku bersyukur banget punya keluarga yang nggak ngejudge apapun keputusan aku, dan selalu dukung yang terbaik untuk aku. Buat aku ini sebuah privilege sih, karena nggak semua orang punya support system yang baik.
Jadi, kalau kalian punya saudara atau keluarga yang menyusui, hal terbaik yang bisa kalian lakukan adalah kasih dukungan. Paling gampang ya nggak kritik apapun keputusan dia meskipun mungkin gak sejalan sama kalian. Tanyakan dia mau apa, perlu apa, apa yang bisa kalian lakukan buat sang ibu menyusui supaya dia happy terus.
Sekarang aku lagi menyusui anak kedua yang umurnya baru 10 bulan. Sejauh ini lancar, meski awal-awal aku galau juga mesti resign karena nggak ada yang ngasuh kalau aku kerja di kantor. Mau masukkin daycare kok ragu-ragu, mau cari pengasuh atau ART yang mau ngasuh bayi kok gak tega juga. Jadilah aku resign.
Setelah ikhlas legowo mesti harus lepas pekerjaan yang udah enak banget, aku dapet kejutan lagi.
Pas si adik usia 5 bulanan aku ditawari untuk kerja remote jadi content writer. Langsung aku iyain dong karena kalau kerja remote berarti aku nggak usah commute ke kantor dan bisa stand by di rumah, sambil kerja sambil ngasuh juga. Bisa menyusui langsung juga nggak usah repot mikirin manajemen ASIP.
Sampai sekarang aku udah kerja sekitar 5 bulanan dan semua bener-bener lancar tanpa hambatan. Eh, ada deng. Yaitu berat badan si adik yang nggak naik-naik! Aduh, bener-bener deh kegalauan sejuta ibu tuh BB anak nggak naik-naik.
Sekarang lagi ku kejer pakai MPASI fortifikasi + homemade 4 kali sehari, plus double protein hewani juga biar cepet naik BBnya. Mudah-mudahan strategi ini berhasil ya dan doain plisss semoga bulan depan nimbang BBnya naik. Stres nih mamak mana deadline kagak beres-beres, hahaha.
Oh iya, tentunya si adik tetap ASI ya. PR aku sekarang adalah memastikan aku bisa kasih ASI yang bernutrisi dan bergizi untuknya. Pastinya kalian tahu dong ya kalau apa yang dikonsumsi ibu tuh menentukan kualitas ASI.
ASI bernutrisi tuh yang kayak gimana sih? Coba diintip dulu ASInya, kalau konsistensinya agak kental dan warnanya kekuningan atau putih pucat, maka ASI punya kandungan lemak yang cukup.
Jadi ya, bye-bye dulu jajan boba dan basreng bermicinnya karena aku harus bener-bener perhatiin asupan makanan supaya ASI untuk adik juga bernutrisi. Cemilan aku ganti dengan roti atau biskuit-biskuitan yang lebih 'padet' dan makan menu 4 bintang kayak bayi, hahaha.
Aku juga minum suplemen khusus yang bisa memberikan nutrisi lengkap untuk menyusui, yaitu suplemen andalan sejuta busui Blackmores Pregnancy and Breast-Feeding Gold (PBFG)!
Blackmores Pregnancy and Breast-Feeding Gold ini mengandung 17 nutrisi essensial yang dibutuhkan oleh ibu menyusui seperti asam folat, kalsium, zat besi, DHA, serta vitamin dan mineral.
Asam folat ini nggak cuma penting untuk janin pada ibu hamil, tapi juga bisa membantu menjaga ibu menyusui dari risiko anemia.
Terus kan kerasa tuh kalau lagi nyusuin badan rasanya remuk, gampang pegel, tulang tuh bunyi-bunyi terus kalau gerak dikit aja. Makanya busui butuh konsumsi kalsium untuk mencegah osteporosis.
Salah satu pengalaman kocak aku pas konsumsi Blackmores Pregnancy and Breast-Feeding Gold ini tuh, aku kaget pas liat butiran kapletnya gede banget! Belakangan aku baru tahu kalau vitamin impor gitu emang ukurannya gede-gede.
Aku juga sebelumnya sempet konsumsi suplemen Omega 3 yang terbuat dari minyak ikan dan baunya tuh nyengat bikin mual. Kalau Blackmores Pregnancy and Breast-Feeding Gold ini dia menggunakan minyak ikan yang nggak berbau jadi ibu hamil yang gampang mual pun bisa minum suplemen ini dengan aman sentosa.
Pokoknya kandungan dari Blackmores Pregnancy and Breast-Feeding Gold ini komplit banget untuk ibu hamil dan menyusui, jadi udah satu paket gitu sesuai judulnya. Jadi ibu dari hamil tinggal minum Blackmores Pregnancy and Breast-Feeding Gold ini dan lanjut terus sampai menyusui nggak perlu ganti-ganti suplemen lagi.
Nah, untuk mendukung para ibu Indonesia untuk memberikan ASI berkualitas dan bernutrisi untuk buah hatinya, diadakan kerjasama Blackmores dengan Bumi Sehat Foundation untuk membantu pemenuhan gizi ibu hamil dan menyusui dengan pembagian 12.000 botol Blackmores Pregnancy and Breast-Feeding Gold setiap tahunnya di klinik Bumi Sehat, yaitu di Denpasar, Aceh, dan Papua. Keren banget, ya?
Akhir kata, 1000 hari pertama kehidupan anak ini penting banget untuk masa depannya nanti. Seperti kutipan yang aku share di awal artikel ini, yaitu tumbuh kembang anak nggak bisa diulang lagi.
Masa-masa ini nggak datang dua kali. Oleh karena itu, usahakan selalu kasih yang terbaik terutama ASI yang berkualitas ya untuk si buah hati. Ibu bisa mulai dengan mempersiapkan diri sejak masa kehamilan dengan mengonsumsi Blackmores Pregnancy and Breast-Feeding Gold.
Get to know more about Blackmores